Lihat
Dik, keretamu melintas
Wah
cepat sekali
Lihat
di balik sana ada kereta
Tunggu
aku tebak , siapa yang lewat
Wah
kereta kita cepat dan gagah
Taka
ada penumpang bergelantungan
Atau
pedagang diatas gerbong
Itu
datang lagi kereta barang
Tampak
berat memikul beban
Ya
itu kereta peti kemas
Wah
bukan main kuatnya
Kita
dari jauh saja mengamatinya !
Kereta Api adalah sahabat rakyat Indonesia
sejak doeloe sampai sekarang. Ia yang setiap hari mengantar jutaan rakyat
Indonesia ke suatu tujuan. Takada stasiun terakhir karena esok akan kembali ke
stasiun menunggumu.
Anak-anak kita perlu mahami kereta api agar
mereka mengetahui pentingnya alat transportasi ini. Siapa saja , Bapak , Ibu,
Paman , Bibi atau saudara pernah naik kereta api. Dan tentunya kelak semua
anak-anak kita. Diantar keretamu yang gagah perkasa.
Sengaja penulis berikan dengan sajian
puisi-puisi agar dapat dengan mudah dimengrti mereka, disamping makna ilmu pengetahuan
generasi muda dan kegemaran membaca.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.
Salam
Kereta Api, tut tut tut.
Penulis
Rumahku di Tepi Rel Kereta Api, sebuah antologi puisi yang kaya makna
filosofi diketengahkan oleh penyair kita Rg Bagus Warsono sebuah antologi yang
memiliki kekhasan tersendiri. Penyair ini mengambil objek sepur sebagai bahan
muatan antologi yang memang telah lama akrab bagi masyarakat Indonesia.
Puisi-puisi Rumahku di Tepi Rel
Kereta Api memberikan suguhan puisi yang dapat dinikmati bagi generasi muda
khususnya juga semua yng mencintai sastra.
Ternyata di ‘wilayah sepur
terdapat banyak aneka peristiwa dengan pilihan kata yang menarik bagi puisi
yang slalu mencari yang terbaru. Rg Bagus Warsono ternyata mampu memotret
sepur-sepur Indonesia sebagai inspirasi terciptanya puisi. Gambaran puisi kini dan masa lalu
dirangkum dalam antologi yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya.
Naik kereta api kadang menjadi
kerinduan, menyusuri desa-desa, lembah, hutan dan melintas sungai. Lalu singgah
di stasiun dan melihat kota-kota kecil yang kini makin ramai. Namun demikian
sepur tak pernah macet karena memiliki jalannya sendiri.
Sepur itu istimewa , di
persimpangan jalan raya atau jalan desa ia diberi hak melaju tampa hambatan
sedang kendaraan lain di jalan raya atau jalan desa dipalang pintu. Jembatannya
pun milik sendiri yang hanya khusus sepur.